Jumat, 31 Oktober 2014

Jika Khilafah Tegak di Indonesia

Oleh: Prof. Dr. Fahmi Amhar
Kita yang hidup pada masa ini tidak pernah mengalami hidup di dalam Daulah Khilafah. Mayoritas nenek moyang kita yang pernah hidup pada masa Khilafah pun tak pernah melihat masa transisi pasca Daulah ditegakkan secara revolusioner di atas ruang yang ditinggalkan oleh sistem kufur. Masa transisi ini hanya terjadi sekali, yakni pada masa Rasulullah saw. masih hidup, walaupun dalam skala ruang dan kompleksitas yang jauh berbeda dengan sekarang. Transisi dalam tingkat yang lebih rendah juga terjadi saat beberapa negeri kemudian mengalami futuhat oleh Khilafah.
Kini kita dihadapkan pada situasi zaman modern yang jauh lebih kompleks, apalagi tanpa didampingi oleh Rasulullah saw.! Meskipun teknologi hanyalah alat-alat, suka tidak suka, banyak persoalan yang menimbulkan pertanyaan hukum yang muncul karena keberadaan teknologi itu, semisal teknologi informasi dan komunikasi, teknologi kedokteran, hingga teknologi nuklir dan ruang angkasa. Oleh karena itu, tentu hal ini merupakan tantangan baru yang harus dihadapi dan dipecahkan oleh para mujtahid yang wajib ada dalam jumlah yang mencukupi. Dengan itu Khilafah bisa tegar menghadapi ragam guncangan transisi yang pasti akan melanda pasca penegakkannya.
Transisi Politik Dalam Negeri
Hal pertama yang paling menantang setelah Khilafah ditegakkan adalah kesatuan umat. Yang paling berbahaya bukanlah serangan militer dari luar, tetapi perpecahan di dalam. Umat Islam hidup sekian lama di dalam sistem sekular. Mereka terpecah-belah dalam sekian banyak mazhab, ormas, partai dan negeri. Mereka hanya “disatukan” karena paksaan tatanan sekular yang diwariskan penjajah.
Namun, saat Khilafah berdiri, Khalifah memiliki otoritas untuk men-tabbani (adopsi) satu pendapat syar’isaja dan wajib ditaati oleh semua tanpa sekat-sekat mazhab, ormas, partai ataupun negeri.
Politik Dalam Negeri juga mengatur tentang aparat Daulah. Sehari-hari mereka akan melayani urusan administrasi dan kepemerintahan hingga sampai ke desa-desa. Di Indonesia ada lebih dari 70.000 desa. Di semua desa-desa itu tentu harus ada “amil” yang akan melayani umat di garda paling depan. Mereka bukanlah amil yang hanya mengurus zakat, kurban atau jenazah warga yang wafat, tetapi semua hal: kecukupan pangan, air, energi, pendidikan dan kesehatan; juga berjalannya roda sektor produksi seperti pertanian dan industri hingga berfungsinya pasar. Mereka jugalah yang akan “blusukan” untuk mengetahui masalah umat sejak di akar rumput agar tidak menjadi penyakit kronis yang mengganggu stabilitas Daulah.
Politik Dalam Negeri juga mengatur masalah penegakan hukum dan keamanan. Jika di tiap desa dibutuhkan 10 orang aparat negara, setidaknya akan ada 700.000 aparat negara Khilafah. Di antara mereka ada yang berfungsi sebagai polisi, jaksa dan hakim (yang nanti boleh saja ada hingga level desa), yang semua harus diubah cara berpikirnya, dari berpikir sekular menjadi berpikir syar’i; dari berpikir unital/sektoral menjadi berpikir global; dari sekedar menjalankan tugas menjadi kontributor untuk umat terbaik yang dihadirkan Allah di tengah umat manusia untuk merahmati seluruh alam. Mereka yang tidak bisa lagi berubah, dengan terpaksa, diganti; bila perlu dijatuhi sanksi.
Lebih dari itu, ribuan aturan di level detil yang harus diubah sebelum ditegakkan, agar tidak terjadi kezaliman baru. Beberapa aturan yang bersifat teknis administratif (seperti e-KTP) mungkin hanya perlu dilengkapi (dengan nasab dan NIK-nya), atau disederhanakan (semisal kolom agama dijadikan tiga yaitu: “Islam”, “Ahli Kitab”, dan “Lain-lain”).
Namun, banyak juga aturan yang harus dibuat lebih jelas berdasarkan syariah semisal 10 macam pidana terkait miras, atau 4 macam pidana terkait riba, yang hukumannya adalah ta’zir yang bervariasi dan diserahkan pada ijtihad yang di-tabbani oleh Khalifah, hingga “delik modern”, semisal penggandaan software yang bukan miliknya atau terbang tanpa izin, yang semua ini adalah mukhalafah yang sanksinya ditetapkan oleh Khalifah.
Transisi Politik Ekonomi
Berjalannya ekonomi adalah kata kunci yang akan menjamin seberapa lama Khilafah akan tegak berdiri. Kalau setelah proklamasi, lalu roda ekonomi terhenti, tentu Khilafah bisa runtuh dan akan jauh lebih sulit untuk ditegakkan kembali.
Roda ekonomi bisa berjalan kalau sektor produksi dan distribusi bisa berjalan, rakyat bisa memenuhi kebutuhannya, dan negara tinggal menjalankan peranannya memenuhi kebutuhan rakyat yang belum bisa dilakukan dengan mekanisme ekonomi.
Kata kunci pertama yang dilakukan dalam politik ekonomi adalah rekonstruksi total bentuk APBN. APBN mencakup politik anggaran belanja negara dan politik anggaran pendapatan. Akan cukup banyak perubahan dalam bentuk APBN, yang akan mewajibkan reorientasi dan diklat ulang seluruh aparat negara yang terkait keuangan (yang saat ini mengurus perpajakan, bea-cukai, anggaran hingga pengelolaan barang milik negara). Mereka ini se-Indonesia jumlahnya lebih dari 100.000 orang!
Kata kunci kedua adalah rekonstruksi sistem keuangan. Sistem perbankan ribawi yang telah berurat berakar, karena dianggap mudah dan praktis, harus dirombak total, karena riba diharamkan. Namun, peran perbankan sebagai inter-mediator bagi para pemilik harta yang ingin sedikit hartanya tetap memberikan manfaat, dan para pengusaha yang membutuhkan modal besar, tetap harus dicarikan solusi-solusi syar’i-nya; seperti mudharabah, musyarakah, istisna’, dsb. Semua ini juga berlanjut ke sistem pembukuan dan teknologi akuntansinya. Demikian juga ketika skema akad asuransi ternyata tidak syar’i, tentu perlu ada solusi agar tetap ada manajemen risiko sehingga mereka yang melakukan usaha dapat melakukan kalkulasi lebih baik.
Kata kunci ketiga adalah rekonstruksi akad-akad di sektor produksi. Jenis akad pertama yang saat ini sangat mendominasi adalah akad pembentukan badan usaha (PT, CV, Koperasi, dsb) yang harus dirumuskan ulang secara syariah. Keberadaan akad ini akan berpengaruh pada keberadaan pasar modal, yang berarti harus dicarikan pula format syariahnya. Akad kedua adalah akad penguasaan pada tanah, baik tanah pertanian, hak penguasaan hutan maupun hak konsesi pertambangan. Sangat banyak orang yang menyewa tanah pertanian, baik akhirnya menguntungkan maupun merugi. Ada juga tanah perkebunan yang haknya diberikan kepada pihak swasta untuk 99 tahun. Demikian juga hak penguasaan hutan dan konsesi pertambangan yang bisa puluhan tahun. Semuanya harus ditata ulang.
Kata kunci keempat adalah mata uang. Mata uang yang ditetapkan oleh Khilafah adalah mata uang berbasis dinar (emas) dan dirham (perak). Pertanyaannya, apakah bila semua pemegang uang sekarang ingin menukarkan uang kertasnya ke dinar/dirham, sudah tersedia cukup dinar/dirham? Kalau tidak cukup, dan tidak ada mekanisme konversi yang memuaskan, yang akan terjadi adalah capital flight.Cadangan devisa (dalam valuta asing dansurat berharga asing) akan menyusut dalam sekejap karena banyak yang lari ke luar negeri. Akibatnya, nilai tukar akan anjlog lagi.
Tanpa mata uang dunia yang konvertibel, perdagangan internasional (eksport/impor) akan kacau. Kebutuhan masyarakat yang selama ini lebih berat impor barang konsumsi dan ekspor barang mentah akan terganggu. Rakyat akan marah kalau tiba-tiba barang impor harganya meroket.
Sebenarnya ketangguhan mata uang emas sangat bergantung pada seberapa besar sebuah negeri bergantung pada produk dari luar. Karena itu pemberlakuan dinar/dirham mungkin perlu bertahap sampai telah dibuat sistem moneter yang sama praktisnya dengan sekarang, namun setangguh yang di-backup dinar emas/perak.
Kebijakan Pendidikan Sains dan Teknologi
Penguasaan sains dan teknologi memang bukan syarat tegaknya sebuah negara. Namun, seberapa lama negara itu bisa bertahan jika terdapat gangguan dari luar, baik berupa embargo maupun serangan militer, salah satunya bergantung pada penguasaan terhadap sins dan teknologi. Sains dan teknologi juga kata kunci jika Khilafah bersiap-siap untuk menggunakan jihad sebagai salah satu metode dakwah yang efektif ke luar negeri.
Saat ini berbagai teknologi vital masih bergantung pada asing. Yang paling terasa adalah teknologi pangan (banyak bibit unggul yang harus didatangkan dari luar hingga bahan mentah yang terus diimpor), teknologi energi (misal: mesin-mesin untuk mengebor dan mengolah minyak atau mineral masih didatangkan dari luar), teknologi kesehatan (alat-alat kedokteran canggih dan obat-obatan), teknologi transportasi (nyaris semua kendaraan darat, air dan udara masih bergantung pada asing), teknologi telekomunikasi (satelit mungkin mampu kita beli, tetapi sepenuhnya masih buatan asing) hingga teknologi militer (senjata berat dan canggih). Kalau kita tidak secepat mungkin melakukan alih teknologi ini, Khilafah akan sangat rapuh terhadap embargo, atau setidaknya memiliki nilai tawar politik dan ekonomi yang rendah. Bisa kita bayangkan jika produsen satelit di Amerika Serikat mengambil-alih kendali satelit kita di orbit (ini hanya soal sinyal dan password), maka komunikasi di Negara Khilafah akan amat terganggu.
Yang mesti harus segera berubah juga dunia pendidikan, baik dari segi pendanaan maupun kurikulum. Sekitar enam juta guru yang saat ini ada, semua harus diberi penataran tentang syariah Islam dan kewajiban dakwah dan jihad.
Kebijakan Militer
Kebijakan militer Khilafah yang pro-aktif untuk menopang dakwah tentu harus ditopang juga oleh kesiapan ekonomi negara dan kesiapan personel militer beserta alutsistanya. Yang harus segera mendapat reorientasi adalah seluruh komandan tentara, bahwa mereka kini adalah mujahid Islam dan yang akan menjadi tugas mereka adalah jihad fii sabilillah. Adapun keahlian militer mereka selama ini tetap dapat digunakan.
Tentu pada saat awal, Khilafah tidak terburu-buru melakukan tindakan militer ke negara lain. Langkah-langkah dakwah dan diplomasi akan diprioritaskan, sambil memperkuat kesiapan personel militer, alutsistanya dan kekuatan ekonomi di belakangnya.
Politik Luar Negeri
Sejak akhir Perang Dunia II, yang diikuti oleh Perang Dingin, dunia digerakkan oleh arus inter-dependensi. Selain negara-negara adikuasa pemegang hak veto di PBB (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis dan Cina), semua diharapkan menjadi negara “baik-baik”, yang saling tergantung satu sama lain. Tidak boleh ada di antara mereka yang benar-benar mandiri. Bahkan negara maju seperti Jepang dan Jerman saja dikunci secara konstitusi oleh para pemenang Perang Dunia II. Akibatnya, setiap ada persoalan internasional, pemain utama tetap lima negara pemegang veto itu.
Maka dari itu, semua kewajiban Indonesia dalam mengikuti agenda suatu organisasi internasional harus ditinjau ulang dalam perspektif syariah dan Khilafah. Organisasi internasional yang telah jelas dalam sejarahnya hanya dibuat untuk menghalangi bersatunya Dunia Islam harus dengan tegas dijauhi. Jadi kemungkinan besar nanti Khilafah akan keluar dari PBB.
Kebijakan Terhadap Minoritas
Terhadap kelompok minoritas Khilafah harus segera membuat semacam aturan main mirip Piagam Madinah, yang harus disepakati oleh para pimpinan kelompok minoritas itu. Kelompok minoritas ini harus tetap diijinkan beribadah di tempat-tempat suci mereka, atau memakan makanan yang halal bagi mereka (sekalipun haram bagi umat Islam). Namun, dalam kehidupan publik, mereka juga termasuk yang terkena hukum-hukum syariah yang telah diumumkan.
Pelajaran dari Iran
Pada tahun 1979 Iran melakukan revolusi. Sejak itu Iran memiliki pemimpin tertinggi yang ingin menerapkan aturan-aturan Islam walaupun dari mazhab Syiah Ja’fariyah.
Hal terawal yang dilakukan Iran saat itu adalah mengganti sejumlah UU yang dianggap paling strategis, semisal UU perbankan, yang kemudian langsung disusul oleh sosialisasi di lapangan dan sekolah-sekolah.
Setelah bunga bank dilarang, terjadilah transisi besar-besaran di dunia perbankan Iran: semua kini menggunakan akad-akad yang syar’i. Karena masalah ini pula, bank-bank internasional juga “balik nama”.
“Gempa susulan” kebijakan di Iran tersebut menyeret dunia perhotelan. Hotel-hotel di Iran jadi sepi pengunjung asing karena tak ada kartu kredit yang bisa beroperasi tanpa riba. Akibatnya, bisnis di sektor pariwisata terguncang hebat. Dalam kondisi tersebut, Amerika mengajak dunia mengembargo Iran. Namun, menurut Ahmadinejad (mantan Presiden Iran), embargo tersebut justru jadi berkah bagi Iran, karena kemudian para ilmuwan ini rajin membuat sendiri teknologi yang akan dimiliki, bahkan termasuk teknologi nuklir dan roket (space-launcher) ke ruang angkasa.
Khatimah
Apa saja yang harus disiapkan agar transisi Indonesia menjadi Khilafah memang masih sangat banyak. Karena itu para pejuang Khilafah harus makin serius, fokus dan sabar dalam memantaskan diri agar Khilafah nanti benar-benar bisa tegak dan kembali menjadi mercusuar peradaban dunia. []
==============================
Raih Amal Sholih dengan Ikut Serta Menyebarkan Status ini.
==============================
Profile Amir Hizbut Tahrir: http://www.youtube.com/watch?v=vJcjmn18Hzs
Jika Saudara/i ingin mengkaji Islam dan berdakwah bersama HIZBUT TAHRIR INDONESIA silahkan mengisi form yang kami sediakan di http://hizbut-tahrir.or.id/gabung/
Insya Allah, syabab Hizbut Tahrir di daerah terdekat akan segera menghubungi anda. (jika lebih dari 2 minggu, saudara/i bisa memberitahukan lewat pesan inbox)
==============================
Website : www.hizbut-tahrir.or.id
Youtube : http://www.youtube.com/htiinfokom
Google+ : https://plus.google.com/+HizbuttahrirOrIdOfficial
Facebook : https://www.facebook.com/Htiinfokom
Twitter : https://twitter.com/hizbuttahrirID
===============================

Sejarah Islam Singkat (Sekali)




01. ada satu waktu saat Islam terbentang dari timur-barat tak kurang dari 20 juta km2, dari spanyol sampai indonesia

02. dimasa itu ilmuwan ternama di dunia adl Muslim, dan tanah kaum Muslim adl tanah subur yang menumbuhkan ilmu bagi dunia

03. saat newton belum dikenal dengan teori optiknya, ibnu al-haitsami telah menulis kitab al-manazhir (buku optik) yg menginspirasi newton

04. al-khawarizm ilmuwan Muslim menulis kitab al-jabar wal muqabala, memperkenalkan angka 0 bagi dunia, dan memperkenalkan trigonometri

05. ibnu sina menjadikan bukunya kitab al-qanun fi thibb, hukum pengobatan, yang menjadi text book wajib fak. kedokteran di slrh penjuru alam

06. saat itu cordoba di andalusia memiliki 70 perpus umum, 900 pemandian umum, dan pada abad-11 sudah memiliki gorong-gorong

07. kala itu, walau Muslim luas wilayahnya, namun mereka diatur dengan aturan yang padu, Al-Qur'an dan As-Sunnah, 1 aturan untuk 1 ummat

08. saat itu bendera hanya 1, hitam/putih bertahtakan kalimat syahadat, sebagaimana "panji Rasulullah warnanya hitam dan benderanya putih"

09. di waktu itu blm ada indonesia, blm juga mesir, arab, turki, libya, nigeria, india dan lainnya, mereka hanya 1 nama, Khilafah Islam

10. Khilafah adalah sistem pemerintahan warisan Rasulullah lewat hadits beliau, dan pemimpin khilafah ini beliau panggil sebagai Khalifah

11. Abu Bakar adalah Khalifah (pengganti) Rasulullah pertama yang diserahi pengurusan ummat, Umar penerusnya, Utsman dan Ali selanjutnya

12. Khilafah ini berlangsung selama hampir 13 abad, hingga terakhir dilumatkan makar Inggris dan Israel pasca PD1 di tahun 1924 tepatnya

13. secara historis, pasca kehilangan kepemimpinan khilafah, musibah mulai tumbuh subur pada ummat laksana jamur di musim hujan

14. wilayah Islam yang padu tersebut dikerat oleh penjajah Inggris dan Prancis lewat perjanjian sykes-picot pada 1917, memecah persatuan

15. masing-masing wilayah Islam 'dimerdekakan' (baca: dijadikan negara boneka), ditanamkan nasionalisme, agar tak lagi menyatu dlm akidah

16. saat itu kelu getir mulai mendera, lewat deklarasi balfour, inggris menjual tanah palestina kepada yahudi lord rothchlilds pada 1917

17. saat itu yahudi mulai berimigrasi menuju tanah haram kaum Muslim, LBB melegalisasinya pada 1922, mulailah pembantaian di palestina

18. pasca PD2, thn 1948, AS dibidani PBB melahirkan negara israel, yg otomatis membuat Muslim palestina stateless (tak dianggap manusia)

19. saat itu palestina tak ada yg membela kecuali sedikit, berbeda ketika Khilafah masih ada, saat telunjuk Khalifah dapat mengerahkan jihad

20. tak hanya palestina, pembantaian di india, serbia, cechnya, ethiopia, dan lainnya mulai, anjing2 itu tahu pelindung Muslim telah hilang

21. setelah dikerat dengan nasionalisme, kaum Muslim pun dipisahkan dengan Al-Qur'an dengan demokrasi, dan dilumatkan dgn liberalisme

22. ulama-ulama dunia Islam sangat menyadari, bahwa absennya khilafah sebagai pelindung membuat masalah besar pada Muslim, mereka bertindak!

23. di india, gelombang penolakan dimakzulkannya Khalifah digalang dalam "khilafah movement" thn 1924, namun gerakan ini disusupi inggris

24. di mesir, Hasan Al-Banna di mesir 1926, mempelopori gerakan ikhwanul muslimin, menggedor kesadaran kaum Muslim akan pentingnya khilafah

25. gelombang perlawanan atas hegemoni barat berlangsung termasuk di tanah air, pada tahun 1925 dilaksanakan muktamar khalifah di kairo

26. wakil dr nusantara ke kairo ialah h. fachroeddin (muhammadiyah), soerjopranoto (si) h. wahab chasboellah (organisasi ulama surabaya)

27. namun konggres inipun digagalkan inggris, sebagai lanjutan pada 1926 diadakan muktamar al-Islam sedunia di Makkah, utk bicara khilafah

28. dari indonesia dikirimkan hos tjokroaminoto (si) dan mas mansoer (muhammadiyah), dan krn keterbatasan tak menyertakan wahab chasboellah

29. dikarenakan semangat ulama2 surabaya dalam memperjuangkan Islam, yg tak berangkat ke muktamar khilafah akhirnya dirikan nahdhatul ulama

30. tak heran indoensia merdeka bukan karena teriakan "merdeka" semata, namun lebih ramai dengan teriakan "Allahu Akbar!"

31. satu demi satu kelompok semakin menyadari perlunya khilafah, dan khalifah yg Nabi katakan "Imam layaknya tameng" yg lindungi ummat

32. pada 1954 taqiyuddin an-nabhani juga mendirikan hizbut tahrir, menyeru untuk melanjutkan kehidupan Islam dgn khilafah

33. begitu pula hizbullah yang membela irak mengumumkan bahwa mereka siap menegakkan khilafah apabila dapat mengusir as dari tanah mereka

34. kesadaran ummat Islam tentang pentingnya pelindung mereka, khilafah semakin besar, dan tak hanya mereka yg sadar, kaum kufur pun sadar

35. berkali2 dari mulut bush, cheney, blair, dan lainnya muncul kekhawatiran mereka akan khilafah, yang dapat menggeser dominasi as

36. amsterdam, berlin, dan moskow pun telah membicarakan khilafah, khilafah pada abad 21 ini jadi buah bibir pembicaraan

37. kebakaran jenggot, biang liberal dunia AS, segera tugaskan kroconya di indonesia untuk halangi ummat paham khilafah, lewat kaum liberal

38. tak apa kawan, semakin ia dibicarakan maka ia semakin lepas, semakin angin dilawan ia semakin keras menghempas, begitulah Islam

39. Allah peringatkan kita "mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka.. >>

40. ..dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai (QS 9:32)

demikian sedikit kicauan tentang sejarah singkat (sekali) tentang Islam, kita sambung dan perlengkap lain waktu :)

diambil dari twet @felixsiauw, follow for more.. :)

Senin, 06 Oktober 2014

KHUTBAH IDUL ADHA 1435 H

KHUTBAH IDUL ADHA 1435 H


MOMENTUM HAJI UNTUK KETAATAN, PENGORBANAN, DAN PERSATUAN UMAT
Wahyudi Ibnu yusuf

Disampaikan di Masintan, Kalua Tabalong. Sabtu, 4 Oktober 2014
اللهُ أكْبَرُ × 9
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً،
 لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، مِنْ غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ، وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.
اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ!

Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd...

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh 

Hari ini, 10 Dzulhijjah 1435H, kaum muslimin di seluruh dunia sedang merayakan hari raya Idul Adha mengiringi ibadah haji, puncak ibadah dalam syariat Islam setelah jihad fi sabilillah. Pada hari ini  sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Mina untuk melempar jumrah, setelah kemarin wukuf di Arafah, dan bermalam di Muzdalifah, dalam rangkaian manasik haji. Para jamaah haji mengenakan pakaian ihram yang sama dan mengucapkan kalimat talbiyah yang sama, melaksanakan perintah Allah Swt:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا …mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah….(QS. Ali Imran 97).
Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd...

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh


Hari ini disebut hari berkurban atau yaumun nahar karena para jamaah haji menyembelih hewan-hewan kurban, sebagai satu syi’ar dengan menyebut asma Allah ketika menyembelih hewan kurban.  Allah Swt berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” (QS. Al Kautsar).
Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd...

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh <p> </p>
Empat Pelajaran Penting dalam Momentum Haji

Pelajaran yang bisa kita ambil dalam momentum ibadah ibadah haji, Idul Adha, dan kurban adalah sebagai berikut:
Pelajaran pertama, umat Islam adalah umat yang dibangun di atas kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammad Rasulullah.
Kalimat Talbiyah adalah kalimat deklarasi para jamaah haji bahwa mereka memenuhi panggilan Allah SWT ke tanah suci untuk memuji, mengagungkan, dan mentauhidkan-Nya.
Haji sebagai prosesi ibadah telah menyatukan sikap dan kalimat para jamaah yang datang dari latar belakang berbeda-beda. Apapun bangsa, bahasa, warna kulit, jabatan, dan status sosial mereka, dengan pakaian ihram yang sama, serentak mereka mendeklarasikan sikap dan tindakan mereka memenuhi panggilan Allah SWT.: Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika laka…(Kupenuhi panggilan-Mu ya Allah, Kupenuhi panggilan-Mu, kupenuhi panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu)…

Oleh karena itu, sepulang kembali ke tanah air, alangkah indahnya bila para jamaah haji tetap dalam satu kesatuan tauhid, tidak berpecah-belah ke dalam golongan masing-masing.  Apalagi, bangsa Indonesia sedang menghadapi krisis kepemimpinan. Ada geliat sistematis dari kalangan minoritas non muslim untuk mengambil alih kepemimpinan politik di negeri ini. Fenomena Ahok dan sejumlah gubernur non muslim di propinsi yang mayoritas muslim dan kuatnya kelompok Kristen dan Katolik di belakang Presiden Jokowi adalah tanda yang nyata. Kabarnya mereka mentargetkan tahun 2019 NKRI harus dipimpin presiden Kristen. Ini tidak bisa dianggap remeh.
Pelajaran penting mengapa non muslim memimpin negeri yang 85 % muslim ini, tidak lain karena system demokrasi. Demokrasi menjadikan siapapun memiliki kesempatan yang sama. Termasuk kesempatan minoritas mentirani mayoritas. Sementara dalam system islam hanya orang islam saja yang boleh memimpin kaum muslimin. Allah berfirman:
وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan/menguasai orang-orang yang beriman (QS. an-nisa: 141)
Oleh karena itu umat islam harus bersatu menolak demokrasi dan menggantinya dengan system islam. Bukan terjebak pada ‘gelanggang pertarungan’ dalam ring demokrasi, yang memang dirancang oleh musuh-musuh Islam untuk mengalahkan islam dan umatnya. Bayangkan jika 85 % penduduk negeri ini bersatu menuntut islam maka bisa jadi besok hari, negeri ini akan menjadi negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dalam naungan syari’ah Islam
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al a’araf : 96)
Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd...

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh<p> </p>
Pelajaran kedua: Ketaatan dan pengorbanan
Inti setiap ibadah adalah ketaatan dan pengorbanan, termasuk ibadah haji dan  qurban. Bahkan ibadah haji adalah puncak pengorbanan setelah jihad fi sabilillah. Setiap jama’ah harus ikhlas menabung bertahun-tahun untuk berangkat ke tanah suci. Meninggalkan tanah air, tak jarang bahkan sudah menyiapkan diri untuk tidak kembali ke tanah air.
Kurban adalah peribadatan yang diunggulkan pada hari raya Idul Adha.  Idul Adha sendiri maknanya adalah, kembali berkurban, yakni menyembelih kambing, sapi, atau onta, dengan syarat-syarat tertentu setelah sholat Iedul Adha.  Diriwayatkan dari 'Aisyah Ra. ia berkata, bahwa Nabi Saw bersabda: "Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak di hari Kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala qurban itu." (HR. Tirmidzi, no: 1413)

Oleh karena itu, setiap muslim yang mampu sangat dianjurkan berkurban. Kepada yang enggan berkurban padahal mampu, Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
 "Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban, tapi ia tidak mau berqurban, maka janganlah ia dekat-dekat di musholla (tempat shalat) kami." (HR. Ahmad, no: 7924).
Pelajaran paling penting dari ibadah qurban adalah ketaatan total kepada Allah. Bahkan terhadap perintah yang menurut logika kita tidak masuk  akal. Sebagaimana Nabi Ibrahim memenuhi seruan Allah untuk  menyembelih putra kesayangannya, Ismail ‘alaihissalam. Logika apa yang bisa menjelaskan “seorang ayah harus menyembelih anaknya sendiri”. Jika bukan karena landasan keimanan dan ketaatan kepada Allah mungkin kita akan berkata  “ Allah tidak adil, perintahnya tidak berperikemanusiaan, syari’atnya tidak masuk akal, tidak layak diterapkan, dan seterusnya”.
Disinilah pentingnya kita ‘menyembelih’ kesombongan kita. Kesombongan bahwa manusia lebih pantas mengatur dirinya sendiri, sembari mencampakkan aturan Allah. ‘menyembelih’ anggapan bahwa syariat Allah hanya layak untuk zaman unta, bukan zaman modern seperti sekarang. Menyembelih anggapan aturan Allah hanya layak untuk bangsa arab, anggapan bahwa syariat Allah tidak layak untuk negeri yang majemuk seperti Indonesia. Na’udzubillah

Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd...

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh<p> </p>
Pelajaran ketiga: Syiar dan Dakwah
Ibadah Haji adalah satu kesatuan dengan ibadah kurban dan sholat Iedul Adha sebagai hari raya umat Islam. Pelaksanaan ketiganya yang merupakan satu kesatuan ibadah kepada Allah Swt adalah syiar, kekuatan, dan dakwah umat Islam. Allah Swt berfirman:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
 “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 158).

Syi'ar-syi'ar Allah adalah : tanda-tanda atau tempat beribadah kepada Allah. As Shabuniy dalam Shafwatut Tafaasiir menerangkan makna kalimat Sya’aira adalah semua urusan agama untuk beribadah kepada Allah seperti thawaf (berjalan berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali), sa’i (berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafwa dengan bukit Marwah), adzan (panggilan untuk shalat jamaah), dan lain-lain.  

Syi’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji adalah seluruh prosesi dalam manasik haji, baik itu dimulai dengan mengenakan pakaian ihram dan berjalan dari miqat, bermalam di Mina pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), wukuf di padang Arafah (9 Dzulhijjah), bermalam di Muzdalifah (malam 10 Dzul Hijjah), lalu melempar Jumrah sebagai simbolisasi melempar syetan di Mina (10, 11, 12 Dzulhijjah), melaksanakan tahalul (dengan memotong/mencukur rambut), serta thawaf wada’ sebagai perpisahan. Termasuk di antara syiar haji adalah menyebut-nyebut asma Allah SWT dalam  menyembelih korban serta memakannya dan membaginya kepada fakir miskin sebagaimana firman Allah Swt (QS. Al Hajj 28).

Syiar ini menjadi penting disaat kaum muslimin banyak yang mengalami krisis identitas. Minder atau rendah diri mengaku sebagai muslim, malu mengenakan pakaian yang sesuai syariat, enggang menyampaikan kebenaran dimanapun dan kapanpun. Al quran hanya digunakan ketika sumpah jabatan, tetapi al quran ditelantarkan dalam kancah kehidupan. Al quran dilupakan ketika membahas UU di DPR, dan Perda di DPRD, dan seterusnya.

Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd...

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh<p> </p>
Pelajaran keempat: persatuan umat
Ibadah haji adalah symbol persatuan umat. Bayangkan 2 juta lebih Kaum muslimin dengan warna kulit yang berbeda, suku yang beragam, dari berbagai bangsa, dan berbagai penjuru memenuhi seruan rabb yang sama. Menjadi tamu Allah. Dikumpulkan di tempat yang sama ketika wuquf di Arafah, sebagai gambaran padang mahsyar. Mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil, dan talbiyah yang sama. Umat islam juga menghadap kiblat yang sama, membaca al quran yang sama, mengikuti taudalan yang sama, Muhammad saw, dan  in sya Allah akan dikumpulkan di tempat terindah yang menjadi puncak kenikmatan, yaitu al-jannah.
Umat Islam adalah ummmah wâhidah(umat yang satu). Umat Islam yang digambarkan Rasulullah Saw ka al-jasad al-wâhid (laksana satu tubuh). Namun kenyataan, tubuh umat islam islam saat ini tercerai berai dalam lebih 50 Negara bangsa. Bagai tubuh yang terpisah dengan kepala, tangan, kaki, dan anggota tubuh yang lain. Akibatnya,  kita tak berdaya ketika ratusan ribu nyawa kaum musimin ditumpahkan, kita tak dapat berbuat banyak ketika Gaza dibombardir Israel. Anehnya saat ini negeri-negri Islam termasuk Arab Saudi, justru bersatu dibawah komando Amerika membombardir Suriah dan Irak dengan alasan memburu ISIS. Padahal yang dituju Amerika bukan hanya ISIS, tapi juga mujahidin mukhlis yang sedang berjuang membebaskan rakyat syam dari cekraman rezim syi’ah Nushairiyah, Basar al Asad laknatullahu alaihi. Sembari Amerika menghadang tegaknya khilafah yang sesungguhnya. Karena para muhahidin sudah berikrar akan membangun khilafah islamiyah di atas reruntuhan rezim al Asad.
Sunguh umat Islam saat ini bagaikan makanan yang diperebutkan, tanpa ada pembela dan pelindung. Disinilah pentingnya persatuan umat dalam wadah politik. Meruntuhkan sekat-sekat nasionalisme yang memenjarakan kita, dan  mengangkat seorang pemimpin yang akan melindungi umat, menerapkan syariat, dan menyebarkan syi’ar-syiar Islam ke penjuru alam.
Semoga Allah SWT segera menurunkan pertolongan-Nya kepada kaum Muslimin dengan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘alâ minhâj al-nubuwwah dalam waktu yang dekat. Semoga pula kita termasuk hamba-hamba-Nya yang istiqamah, berjuang penuh kesungguhan, dan berkurban penuh keikhlasan dalam rangka mewujudkan penerapan syariah dan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Hasbunal-Lâh wa ni’mal wakîl ni’ma al-mawlâ wa ni’ma al-nashîr, lâ haula wa lâ quwwata illa bil-Lâh. Aqûlu qawlî hadza wa astaghfirul-Lâh al-‘azhîm lî wa lakum!

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ أَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ
اَللَّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُهْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ وَصَلِيْبِيِّيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَرَأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَاِشْتِرَاكِيِّيْنَ وَشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَ اجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ بِإِقَامَتِهَا بِإِذْنِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ
Disarikan dengan sedikit tambahan dari materi khutbah KH. Muhammad al Khaththat